Jumat, 05 September 2008

Validitas dan Reabilitas

VALIDITAS DAN REABILITAS DALAM PENELITIAN

Pengukuran merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, karena semua hasil penelitian didasarkan pada pengukuran. Pengukuran dilakukan terhadap variable. Dua karakterisitik penting dalam pengukuran adalah validitas dan reabilitas.2

VALIDITAS

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur. Validitas atau ‘kesahihan’ menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur. Misalnya apabila ada balita beratnya 20 kg, maka timbangan yang digunakan untuk menimbang anak tersebut juga menunjukkan berat 20 kg, bukan 19,5 kg atau 20,5 kg. Hal itu berarti timbangan tersebut valid.1,2

Validnya suatu pengukuran dipengaruhi oleh bias pengukuran. Makin besar bias pengukuran, makin kurang valid pengukuran tersebut. Kesahihan alat ukur berskala numeric dilakukan dengan membandingkan dengan alat ukur yang baku sebagai penera. Kesahihan alat ukur berskala nominal dapat dinilai dengan membandingkannya dengan alat diagnostic yang terbaik (gold standar) dan dapat dinilai spesifitas serta nilai predileksinya.2

Untuk meningkatkan kevalidan suatu pengukuran perlu diupayakan peningkatan kesahihan antara lain :2

  1. Melakukan pemeriksaan tanpa setahu obyek
  2. Melakukan pemeriksaan tanpa identitas obyek
  3. Kalibrasi alat secara berkala.

Dalam penelitian terdapat dua validitas utama yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal didefinisikan sebagai validitas dimana hubungan dua variable bersifat kausal. Validitas internal menunjukkan apakah hasil studi terbebas dari kesalahan acak, bias dan factor perancu. Dengan kata lain apakah asosiasi yang diperoleh benar – benar hanya dipengaruhi oleh kedua variable yang diteliti. Suatu penelitian dengan validitas internal yang tinggi mempunyai nilai bias, kesalahan acak serta pengaruh factor perancu yang nol atau minimal. Sebaliknya, penelitian dengan kesahihan interna yang rendah menunjukkan terdapatnya bias, kesalahan acak serta factor perancu sehingga asosiasi yang ada mungkin disebabkan oleh hal selain variable yang diteliti.1-4

Tingkat validitas internal dipengaruhi oleh factor – factor seperti :5

  1. History, karena factor eksternal mempengaruhi hasil penelitian
  2. Maturasi, adana perubahan dalam diri responden karena perubahan waktu
  3. Testing/pengujian yang mempengaruhi responden dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
  4. Alat ukur yang berkaitan dengan pergantian alat ukur selama penelitian dilakukan
  5. Seleksi yang merupakan akibat yang mempengaruhi hasil penelitian karena prosedur proses pemilihan responden
  6. Mortalitas atau efek karena hilangnya responden yang sedang diteliti karena alasan tertentu.

Validitas eksterna didefinisikan sebagai tingkatan dimana hasil – hasil penelitian dapat digeneralisasi ke dalam populasi, latar penelitian dan kondisi lainnya yang mirip dan waktu yang berbeda. Kesahihan eksterna menunjukkan berapa baik hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada populasi yang luas. Dari sample yang diteliti ke populasi target adalah kesahihan eksterna I, sedangkan dari populasi target sampai ke populasi lebih luas lagi merupakan kesahihan eksterna II. Suatu penelitian baru dapat mempunyai kesahihan eksterna yang baik apabila ia mempunyai kesahihan interna yang baik. Penelitian dengan kesahihan interna yang buruk tidak mungkin mempunyai kesahihan eksterna yang baik sehingga pertanyaan tentang validitas eksterna tidak lagi relevan.2-4

Validitas eksternal dibagi menjadi :

  1. Validitas populasi : suatu hasil penelitian dikatakan mempunyai validitas populasi jika sample yang dipilih mempunyai kemampuan untuk digeneralisasi ke tingkat yang lebih besar.
  2. Validitas ekologi : hasil penelitian mempunyai validitas ekologi jika hasil studi dapat digeneralisasi ke dalam latar penelitian yang berbeda.
  3. Validitas temporal : suatu studi dikatakan mempunyai validitas temporal jika hasilnya digeneralisasi ke dalam waktu yang berbeda.

REABILITAS

Istilah lain reabilitas adalah keandalan, keterandalan, atau ketepatan pengukuran. Suatu pengukuran dalam penelitian disebut andal, apabila ia memberikan nilai yang sama atau hampir sama apabila pemeriksaan dilakukan berulang – ulang. Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.2-4

Apabila tinggi anak diukur dengan sebuah meteran kayu dan pengukuran dilakukan berulang kali dengan meteran yang sama maka hasilnya akan tetap. Tetapi apabila meteran tersebut dibuat dari plastik misalnya, maka hasilnya akan berubah – ubah. Hal ini akan tergantung bagaimana kita memegang meteran tersebut. Apabila cara mengukurnya atau memegangnya agak kendor, hasilnya akan lebih rendah. Tetapi bila memegangnya dengan tarikan yang kuat, maka kemungkinan hasilnya akan lebih tinggi. Oleh sebab itu meteran (alat ukur) yang dibuat dari kayu menghasilkan pengukuran yang lebih reliable bila dibandingkan dengan meteran yang terbuat dari plastic.1

Ketepatan alat ukur memberikan pengaruh pada kekuatan penelitian. Pengukuran yang makin tepat pada besar sample yang ditentukan mempunyai nilai yang baik dalam memperkirakan nilai rata – rata atau mean serta untuk menguji hipotesa. Keandalan suatu pengukuran dipengaruhi oleh kesalahan acak (random eror), apabila kesalahannya makin besar berarti pengukuran tersebut kurang andal.

Strategi untuk meningkatkan keandalan dalam pengukuran adalah :2

  1. Standarisasi cara pengukuran
  2. Pelatihan pengukur
  3. Penyempurnaan instrument untuk mengurangi variabilitas pengukuran
  4. Automatisasi
  5. Pengulangan pengukuran.

Penilaian keandalah pengukuran umumnya dilakukan dengan menggunakan simpang baku (standar deviasi) pada pengukuran numeric yang diulang. Salah satu statistic yang bermanfaat untuk keperluan ini adalah koefisien variasi yaitu hasil simpang baku dibagi dengan rata – rata. Pengukuran yang andal akan mempunyai koefisien yang sempit sedangkan pengukuran yang kurang andal mempunyai koefisien variasi yang lebar.

DAFTAR REFERENSI

  1. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;2005.
  2. Sastroasmoro S, Ismail S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta : Bagian ilmu kesehatan Anak FKUI;1995.
  3. Beaglehole R, Bonita R, Kjellstrom T. Basic epidemiology. Geneva:WHO;1993.
  4. Reliability & Validity : What’s the difference? Available from: URL:http://www.socialresearchmethods.net/tutorial/colossi.
  5. www.telaga.cs.ui.ac.id/web-kuliah/metodologipenelitian/pengukuran.

Tidak ada komentar: